Jakarta, CNN Indonesia

Kementerian Pertanian (Kementan) menggelontorkan 10 ribu unit pompa air dalam program pompanisasi sawah tadah hujan di Jawa Tengah.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan jumlah pompa hari ini naik dari yang sebelumnya direncanakan hanya 4.000 unit. Menurutnya, hal ini dilakukan demi meningkatkan produksi beras di Jawa Tengah.

Amran pun mengapresiasi kekompakan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan juga semua komponen yang terlibat dalam program Brigade Alsintan untuk Jawa Tengah.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Terimakasih Jawa Tengah sudah luar biasa kompak. Sehingga bantuan kami berikan 100 persen secara langsung, tidak perlu bertahap,” kata Amran melalui keterangan resmi, Selasa (23/4).

Ia menjelaskan pompanisasi diberikan untuk percepatan tanam. Amran optimistis program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini agar berjalan lebih cepat.

“Pompanisasi ini kami fokuskan di Pulau Jawa, semua kawasan sentra produksi dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat. Hari ini kita pompa airnya, langsung diolah lahannya dan lusa sudah bisa tanam,” ungkap Amran.

Kementan sendiri memfokuskan program pompanisasi di Pulau Jawa karena rentang kendali yang dekat. Selain itu, 70 persen produksi beras nasional juga masih ditopang oleh Pulau Jawa.

Pompanisasi dilakukan secara masif lantaran dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan. Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah yang diikuti tanam padi nya kemudian.

“Kita targetkan pompanisasi ini bisa memberikan tambahan minimal 1,2 juta ton beras. Itu minimal. Semoga bisa sampai 1,5 juta ton. Dengan begitu, sebelum tiga tahun kita harapkan bisa swasembada lagi,” tutur Amran.

Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil mengatakan selain meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari IP100 menjadi IP 200, pompanisasi ini memberikan kontribusi produksi maksimal.

Pasalnya, dari luas baku sawah RI secara Nasional, Jawa Tengah termasuk dalam peringkat tiga besar nasional.

Ali Jamil mengungkapkan potensi sawah tadah hujan Jawa Tengah sebesar minimal 267.720 hektare.

Program pompanisasi ini dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman padi di sawah tadah hujan, termasuk untuk sawah tadah hujan. Dari catatan secara nasional, 7,4 juta hektare luas baku sawah di Indonesia, ada sekitar 36 persen merupakan sawah tadah hujan.

“Artinya ada sekitar 2,7 juta hektare sawah tadah hujan. Nah, dari total secara nasional itu kita intervensi berapa hektare yang memiliki sumber air permukaan khususnya (seperti Sungai, embung, hingga long storage) dan dapat diairi sawah tadah hujannya menggunakan pompanisasi. Jadi kita bergerak di lahan tadah hujan secara umum,” jelas Ali.

Ia mengatakan bahwa Kementan menargetkan pada tahun 2024 hingga bulan Oktober khusus lahan sawah tadah hujan akan dimaksimalkan mencapai satu juta hektare.

Ali mengatakan, dengan pemberian bantuan pompa air lahan tadah hujan tersebut dapat ditingkatkan indeks pertanaman (IP) padi di atasnya.

“Target Pak Menteri 1 juta hektare. 500 ribu khusus di Pulau Jawa ini termasuk Jawa Tengah. Dengan adanya peningkatan produktivitas pertanaman juga akan terjadi peningkatan penghasilan maupun pendapatan masyarakat,” pungkas Ali.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/pta)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *